Enter your keyword

ITB Rayakan Kecemerlangan Riset, Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Melalui Pameran PRIMA 2023

ITB Rayakan Kecemerlangan Riset, Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Melalui Pameran PRIMA 2023

ITB Rayakan Kecemerlangan Riset, Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Melalui Pameran PRIMA 2023

PRIMA ITB adalah pameran hasil Riset, Inovasi, dan Pengabdian kepada Masyarat ITB yang ditampilkan dalam bentuk poster dan produk.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Kantor Wakil Rektor Riset dan Inovasi menyelenggarakan pameran hasil Riset ITB, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat ITB. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2023 ini PRIMA dilaksanakan secara hybrid. Sebagian poster hasil Riset, Inovasi, dan Pengabdian kepada Masyarat ITB ditampilkan secara daring melalui galeri virtual, dan sebagian ditampilkan secara luring pada pameran yang dilaksanakan di Aula Barat dan Aula Timur.

Rangkaian acara PRIMA 2023 terdiri dari pameran dan talkshow dengan tema:
1. Menciptakan PPM Unggul ITB Melalui Sinergi dan Kolaborasi;
2. Menggenggam Masa Depan: Inovasi PeneliMan untuk Keberlanjutan Industri.

Dalam pameran tahun 2023 ini, ITB menampilkan lebih dari 700 karya dari 12 Fakultas/Sekolah, 32 Pusat/Pusat Penelitian, 3 Lembaga dibawah WRRI, dan Ditmawa dalam berbagai topik riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat.

ITB mendorong program-program untuk memantapkan posisi dan kontribusi, baik di ranah ilmiah maupun peran di tengah masyarakat. Program tersebut berupa Penelitian, Inovasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Dalam kerangka upaya pencapaian tujuan tersebut, penelitian ilmiah merupakan komponen yang sentral dan penting. Budaya peneltian (research culture) harus menjadi bagian yang vital dalam kehidupan masyarakat akademik ITB. Penumbuh-kembangan serta penguatan budaya penelitian merupakan inisiatif yang perlu diupayakan secara berkesinambungan untuk mewujudkan Budaya Ilmiah Unggul ITB.

Salah satu ciri penting dari budaya ilmiah unggul adalah upaya diseminasi pengetahuan secara meluas. Diseminasi pengetahuan secara meluas ini dapat mewujudkan beberapa tujuan sekaligus seperti:
1. Meningkatkan public understanding in science, technology, engineering, mathematics and arts;
2. Masyarakat luas dapat mengenal berbagai karya ilmiah yang dihasilkan oleh para penelitian ITB;
3. Memperluas peluang kerjasama antara ITB dan berbagai elemen di masyarakat dalam
kerangka upaya peningkatan pemanfaatan karya-karya ilmiah ITB, serta mendekatkan
antara knowledge supply dan society’s need.

Dari aspek Riset, sembilan (9) dosen ITB tercatat dalam deretan Top 2% Scien7st in the World: Single Year Impact 2023 yang dirilis oleh Prof. John PA Ioannidis MD Ph.D dari Stanford University, Jeroen Baas dari Elsevier, dan Kevin Boyak dari SciTech Strategies. Selain itu, publikasi ITB khususnya di Journal Top Tier juga semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menjadi kebanggaan bagi ITB dapat berdiri sejajar dengan peneliti unggul di kancah internasional. Pengakuan ini menguatkan visi ITB untuk menjadi institusi akademik yang Globally Respected.

Dari aspek Inovasi, capaian ITB telah menghasilkan banyak program riset inovasi dan karya yang sudah bermanfaat untuk masyarakat dan industri. Inovasi tersebut dikomersialisasikan melalui pembentukan perusahaan rintisan (Startup Business), joint operation, joint venture, dan lisensi kekayaan intelektual kepada industri.

Berdasar data Times Higher EducaMon (THE) tahun 2023, ITB adalah perguruan Mnggi di Indonesia yang risetnya paling banyak digunakan di dunia industri. ITB juga merupakan Perguruan Tinggi pertama di Indonesia yang mendaftarkan paten internasional melalui PCT (Patent Cooperation Treaty – Perjanjian Kerja Sama Paten). Saat ini ini ITB sudah membina lebih dari 245 startup. Beberapa startup sudah membayarkan royati ke ITB melalui pengunaan lisensi paten. ITB tahun 2023 telah melaksanakan program CoRE (Co-creation Research of Entrepreneurship) bersama dengan PT. Pertamina (Persero) yang diberi nama Pertamina CoRE ITB. Program tersebut merupakan aktivitas pengembangan startup dari tahap pre-inkubasi hingga inkubasi melalui pembelajaran berbasis permasalahan (problem based learning). Program Pertamina CoRE ITB telah menerima 306 mahasiswa dari 25 universitas seluruh indonesia, dan telah menghasilkan 40 startup di bidang energi dan dan turunannya.

Dari sisi Pengabdian Masyarakat, ITB semakin menjangkau Perbatasan RI dan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) bersinergi dengan Kementerian Desa PDTT dalam kegaitan Pengabdian Masyarakat 3T Wilayah Indonesia Timur meliputi pulau-pulau terluar bagian Timur Indonesia seperti Pulau Morotai, Kepulauan Sula, Pulau Timor Tengah Selatan, Pulau Timor Tengah Utara, Pulau Alor, Pulau Sabu Raijua, Pulau Rote Ndau, dan lain sebagainya.

LPPM ITB juga telah membangun Aplikasi DESANESHA untuk menghubungkan para Kepala Desa dengan pakar ITB menerapkan Ipteksains serta meningkatkan Indikator Desa Membangun (IDM).

Kegiatan pengabdian juga direkam melalui publisitas di berbagai media massa nasional, termasuk lahirnya 1 buku: “Budaya Ilmiah Unggul untuk SDGs: Teknologi Pemberdaya”.
Pada Pameran PRIMA kali ini, karya-karya riset unggulan, inovasi unggulan, pengabdian
masyarakat unggulan tersebut dapat dilihat secara hybrid dan acara talkshow seputar riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat dapat disaksikan secara luring.

Selama acara, ITB juga akan memberikan 7 penghargaan untuk Dosen Peneliti Terbaik, Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Terprodukif, Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Terpuji, Pelaksana Kerma Terbaik, Inovator Terbaik, Inovator Muda Terbaik, dan Pusat/PP Terbaik yang telah turut mengharumkan nama ITB.