Beberapa Fakta terkait Gempa Rabu 2 Maret 2016, Mw7.8 di Samudra Hindia
Gempa dengan magnitudo 7.8 Rabu, 2 Maret 2016 pukul 19:49 tadi malam, menimbulkan kepanikan dan memicu peringatan dini Tsunami bagi warga di sekitar Sumatera Barat, Sumatera Utara, NAD, Bengkulu dan Lampung. Beberapa karateristik penting terkait gempa tersebut dapat diketahui melalui penjelasan berikut ini :
1. Gempa ini bukan gempa Mentawai dan juga bukan gempa Padang.
Jarak pusat gempa dari mentawai adalah lebih dari 600km dan lebih dari 800 km dari Padang. Sehingga hanya akan menimbulkan
kekhawatiran psikologis bagi warga mentawai dan padang apabila gempa ini dinamakan gempa Mentawai. Secara kaidah toponimi penamaan ini salah. Lebih tepat apabila dinamakan gempa Samudra hindia.
2. Gempa ini memiliki potensi yang kecil untuk memicu tsunami
Walaupun terjadi di laut, dengan magnitudo diatas M6,5 dan kedalaman yang dangkal. Tetapi mekanisme gempa ini adalah sesar geser mendatar. Sehingga potensinya sangat kecil untuk bisa menghasilkan tsunami yang tinggi.
Gempa ini bukan gempa megathrust atau gempa pada bidang kontak antar lempeng. Tetapi gempa yang terjadi di dalam lempeng Samudra.
3. Mengapa terjadi gempa sesar geser di tengah lempeng samudra?
Gempa sesar geser bisa terjadi di tengah samudra apabila terdapat perbedaan kecepatan pergeseran mendatar di dalam lempeng. Kejadian ini terbukti pada saat gempa 11 April 2012 di samudra Hindia. Daerah dekat dengan ninety east ridge memiliki pergeseran horizontal yang bervariasi (differential motion) sehingga memungkinkan adanya akumulasi energi, yang dilepaskan sebagai gempa sesar geser mengiri (sinistral).
4. Berapa pergeseran di Sumatra akibat gempa tadi.
Berdasarkan perhitungan model dislokasi elastis oleh Endra Gunawan (gambar dibawah) didapatkan pergeseran di Sumatra akibat gempa ini sekitar 2cm.
(Narasumber: Irwan Meilano dan Endra Gunawan)