Mengapa Gempa Equador 2016, M7.8 Mengakibatkan Banyak Kerusakan dan Korban?
Gempa ekuador M7.8 terjadi pada 16 April 2016 pkl 18:58 (lokal) yang disebabkan oleh pergeseran vertikal pada bidang subduksi antara lempeng Nazca dan lempeng Amerika Selatan.
Kecepetan lempeng Nazca yaitu 61mm/tahun dan berpotensi menghasilkan gempa dengan magnitud >7.5 dengan periode ulang 100-250 tahun.
Berdekatan dengan lokasi gempa 16 April 2016 lalu, pernah terjadi gempa dengan magnitud M8.8 pada tahun 1906 dengan korban lebih dari 1000 jiwa.
Beberapa faktor yang menyebabkan kenapa banyak kerusakan serta korban akibat gempa ini :
-
Magnitud gempa yang besar M7.8 : Dengan magnitud ini maka gempa memiliki kekuatan kira-kira 6 kali gempa di Jepang (M7). Gempa dengan M7.8 akan memiliki dimensi bidang sumber lebih dari 150kmx50km dengan besarnya pergeseran pada bidang gempa lebih dari 3meter.
-
Lokasi gempa yang sangat dekat perkotaan : Jarak pusat gempa dengan perkotaan yaitu kurang dari 30km dari kota Muisne. Sehingga diperkirakan terdapat 3 kota yaitu Muisne, Tosaggua dan Perdernales yang mengalami goncangan sampai intensitas VIII (sangat kuat) (*1)
-
Beberapa bangunan memiliki kerentanan tinggi oleh goncangan gempa, diantaranya bangunan batu bata yang tidak diperkuat serta bangunan dengan dinding tanah liat (*1)
Pembelajaran gempa ini untuk Indonesia :
-
Perlunya peta analisis risiko bencana dalam skala detail untuk keperluan perencanaan wilayah dan pembangunan infrastruktur yang berbasiskan informasi potensi bencana yang memadai.
-
Pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat untuk membangun bangunan dengan kaidah rekayasa yang baik. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan potensi bencana tinggi seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Padang, Bali, dll.
-
Untuk pembangunan infrakstuktur strategis (jembatan bentang panjang, bendungan, kereta cepat, dll) diperlukan kajian kebencanaan khusus dengan mempertimbangan kondisi site yang spesifik.
Narasumber: Dr. Irwan Meilano
Peta intensitas akibat gempa Ekuador (*1)
Sumber Gambar: USGS