Penyuluhan Kesiapan Pelaku Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Banten terhadap Bencana
Ketua Tim Pelaksana
Prof. Dr. Arief Rosyidie, MSP., M. Arch
Anggota Tim Pelaksana
Dr.Saut Aritua Hasiholan Sagala
Amesta K. Ramadhani, ST., MPWK.
Khairani Mardhiah, ST.
Di tahun 2018, tsunami terjadi di Selat Sunda, yang salah satunya berdampak pada Kabupaten Pandeglang. Sebanyak 229 wisatawan menjadi korban, sementara wisatawan lokal berjumlah 121 (sumber). Jumlah wisatawan yang menjadi korban lebih banyak dibandingkan dengan penduduk lokal. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh tidak familiarnya wisatawan pada kondisi lingkungan sekitar, sehingga tidak dapat menemukan tempat evakuasi yang aman. Selain korban jiwa, dampak juga terjadi pada infrastruktur dan fasilitas. Sejumlah tempat wisata rusak parah, seperti Tanjung Lesung, Bantu Hideung, Pantai Carita, Pantai Pasir Putih, dsb. Tercatat, 69 hotel (86%) dan villa rusak serta 60 warung makan dan toko rusak. (Farhan, 2018). Hotel dan penginapan di sekitar Pantai Carita mengalami kerusakan terparah (travel.detik.com, 2018). Selain kerusakan infrastruktur dan fasilitas, tsunami juga berdampak pada penurunan jumlah wisatawan, yang selanjutnya bisa berdampak pada pendapatan masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata. Dapat dikatakan bahwa sektor pariwisata Kabupaten Pandeglang terdampak bencana geologi meliputi penurunan citra kawasan, kerugian ekonomi, penurunan jumlah wisatawan dan kerusakan akses, amenitas, dan atraksi. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peningkatan kesiapsiagaan pelaku pariwisata di Kabupaten Pandeglang perlu ditingkatkan. Peningkatan kesiapsiagaan ini dapat membantu pelaku pariwisata untuk dapat pulih dari dampak bencana yang terjadi serta menyiapkan rencana untuk menghadapi bencana.
Kegiatan yang dilakukan mencakup presentasi dari Pihak ITB dan Dinas Pariwisata. Presentasi dari Pihak ITB menekankan pada upaya-upaya peningkatkan kesiapsiagaan, khususnya pada pelaku pariwisata. Paparan dari Dinas Pariwisata menekankan pada pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa instansi, seperti Bappeda, Dinas Tata Ruang, BPBD, Dinas Pariwisata, serta pelaku pariwisata (tour guide, pengelola hotel, dsb.). Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini adalah sulitnya memulihkan sektor pariwisata setelah bencana tsunami 2018.
Pengabdian masyarakat ini akan memberi kemanfaatan pada pihak-pihak yang terdapat di Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Pandeglang terdampak tsunami pada akhir Desember 2018. Saat itu, kerugian terbesar adalah pada sektor pariwisata. Terlebih, kebanyakan korban adalah wisatawan yang saat itu datang pada saat peak season. Oleh sebab itu, manfaat kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan yang perlu dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam bersiapsiaap menghadapi kemungkinan terjadina bencana serupa. Dengan begitu, pelaku pariwisata dapat memiliki strategi pemulihan dengan cepat. Selain itu, pengabdian masyarakat ini akan bermanfaat dalam memperkuat jaringan diantara Dinas Pariwisata dan Pihak ITB.
Sumber : Laporan Akhir PM Tahun 2019 (Prof. Dr. Arief Rosyidie, MSP., M. Arch)