Enter your keyword

Pelatihan Pemanfaatan Sistem Informasi Prediksi Cuaca Resolusi dan Ketepatan Tinggi untuk Mendukung Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Pelatihan Pemanfaatan Sistem Informasi Prediksi Cuaca Resolusi dan Ketepatan Tinggi untuk Mendukung Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Pelatihan Pemanfaatan Sistem Informasi Prediksi Cuaca Resolusi dan Ketepatan Tinggi untuk Mendukung Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Ketua Tim Pelaksana
Dr. Armi Susandi

 

ITB telah mengembangkan banyak Sistem Informasi Peringatan Bencana yang sangat canggih dan terbaik di Indonesia. Namun, selama ini belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Masyarakat perlu diberikan pemahaman bagaimana cara penggunaan dan tujuan dari masing-masing fitur yang terdapat pada Sistem Informasi Peringatan Bencana sehingga masyarakat mengenal peringatan dini dan kapasitas adaptif terhadap bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, ITB akan melakukan pelatihan Sistem Informasi Peringatan Bencana kepada masyarakat agar masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap bencana. Pelatihan Sistem Informasi Peringatan Bencana ini dilakukan secara detail sehingga setiap peserta memahami dan dapat mengetahui informasi terkait bencana melalui Sistem Informasi Peringatan Bencana. Untuk mengatasi hal tersebut, pemecahan yang akan dilakukan adalah menyelenggarakan pelatihan Pelatihan Pemanfaatan Sistem Informasi Prediksi Cuaca Resolusi dan Ketepatan Tinggi untuk Mendukung Mitigasi Bencana Hidrometeorologi. Pelatihan akan diikuti oleh 40 orang peserta baik dari industri, pemerintah, maupun swasta.

Dalam pelaksanaan pelatihan, ada kemungkinan beberapa kendala yang dihadapi antara lain kuota pelatihan yang direncanakan tidak terpenuhi. Untuk itu, pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan dilakukan pemberian undangan lebih awal ke berbagai instansi, swasta dan umum agar dapat diagendakan lebih awal, undangan ditujukan kepada instansi yang terkait secara langsung, dan undangan dibuat semenarik mungkin agar banyak peserta dari kalangan umun yang ikut. Selain permasalahan mengenai kuota, terdapat juga potensi masalah saat pelatihan yaitu pemahaman peserta berhenti setelah pelatihan saja sehingga tidak ada implementasi dalam kapasitas adaptif sehari-hari. Oleh karena itu, permasalahan pemahaman ini dapat diantisipasi dengan cara diberikan waktu tanya jawab yang lama sehingga semua pertanyaan dapat disampaikan, pemberian penjelasan lebih detail, dan pelatih memberikan perhatian khusus minimal setiap 5 orang peserta dibimbing oleh 1 pelatih.

Berikut ini dijelaskan beberapa produk inovasi sistem peringatan dini yang akan dilatihkan kepada peserta.
1. FEWEAS

Gambar 1. FEWEAS

Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) FEWEAS adalah sistem informasi peringatan dan aksi dini banjir di DAS Citarum yang dibangun dengan kombinasi antara prediksi cuaca dengan prediksi genangan resolusi dan ketepatan tinggi. Sistem informasi ini diharapkan dapat menjadi sebagai salah satu solusi adaptasi dan mitigasi untuk pengurangan risiko dan peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana banjir di DAS Citarum. Aplikasi FEWEAS dikemas dalam bentuk aplikasi mobile dan website yang mudah diakses. FEWEAS memberikan informasi prediksi cuaca per jam 3 jam selama 3 hari ke depan dengan resolusi 3 km, prediksi curah hujan dasarian (10 harian) selama 5 tahun, dan prediksi banjir, prediksi genangan, pengamatan cuaca dan tinggi muka air, status siaga dan informasi detail per desa.
2. SICA

Gambar 2. SICA

Sistem Informasi Cerdas Agribisnis (SICA) merupakan suatu aplikasi kalender tanam berbasis android. SICA dapat memberikan informasi prediksi cuaca, kalender tanam, potensi bencana banjir dan kekeringan secara akurat dan resolusi tinggi serta informasi pasar pertanian untuk menuju e-commerce pertanian di Indramayu. Aplikasi SICA sebagai suatu sistem informasi pendukung aktivitas agrikultur skala desa dapat menjadi solusi permasalahan pertanian di Indonesia. Selain itu, SICA membantu kemandirian petani dan penyuluh dalam menentukan strategi tanam padi berdasarkan kondisi iklim lokal saat ini dan masa mendatang, meningkatkan produktivitas pertanian, dan meningkatkan kapasitas adaptif terhadap perubahan pola curah hujan dan potensi bencana hidrometeorologi.

3. SIPHON

Gambar 3. SIPHON

Indonesia sering mengalami bencana longsor terlebih saat musim hujan. Bentuk geografis dan topografi Indonesia yang sangat beragam menjadikan banyak daerah rawan tanah longsor. ITB mengembangkan aplikasi SIPHON (Sistem Informasi Potensi Bencana lONgsor) untuk meningkatkan kapasitas adaptif masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi potensi longsor di masa mendatang. Dengan adanya SIPHON pemerintah dan masyarakat harus dapat tanggap bencana dengan mengetahui prediksi bahaya longsor berdasarkan informasi curah hujan, sehingga dapat lebih waspada yang selanjutnya dapat meminimalkan korban apabila sewaktu-waktu bencana tersebut datang.

Pada acara pelatihan ini dihadiri oleh kurang lebih 20 Peserta dari berbagai instansi seperti dibawah ini :
1. PT Len Telekomunikasi Indonesia
2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
3. Pusat Litbang SDA
4. PT. Zharsys Amanah Mandiri
5. PT. Gema Terminal Cargo
6. Badan Informasi Geospasial
7. Institut Teknologi Bandung
8. PT. Pamapersada Nusantara
9. PT TIMAH Tbk

Salah satu narasumber dari Institut Teknologi Bandung, yaitu Dr. Yogi Wibisono Budhi memaparkan tentang Safety Management untuk Operasional Industri (lihat Gambar 1). Materi yang dipaparkan antara lain mengenai safety management industri di darat, safety management operasional di laut, contoh-contoh kasus tidak memperhatikan safety management, hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan management safety management.
Gambar 3. Pemaparan kepada peserta pelatihan

Sumber : Laporan Akhir PM Tahun 2019 ( Dr. Armi Susandi )