Enter your keyword

Berita: Rapat Kerja Penelaah ITB Journal

Berita: Rapat Kerja Penelaah ITB Journal

Dalam rangka memperkuat jaringan reviewer dan berbagi pengalaman penting dalam proses review artikel jurnal ilmiah, ITB Journal telah menyelenggarakan Rapat Kerja Penelaah ITB Journal pada hari Rabu, 5 Februari 2014 di Ruang Auditorium IPTEKS di Campus Center Timur. Rapat kerja dihadiri oleh 66 reviewer yang aktif mereview untuk ITB Journal.

 

Rapat kerja dibuka oleh Prof.Dr. Ismunandar sebagai Chief Editor dilanjutkan dengan paparan dari tiga Executive Editor ITB Journal. Paparan pertama disampaikan oleh Prof.Dr.  Edy Soewono selaku executive editor Journal of Mathematical and Fundamental Sciences mengenai alur proses publikasi artikel ilmiah di ITB Journal. Prof.Dr. Edy Soewono menyampaikan target dari proses submit hingga diperoleh hasil review dari reviewer adalah tiga bulan, proses ini adalah bagian bottle neck yang penting sehingga  membutuhkan dukungan dan kerja sama para reviewer. Prof.Dr.  Tjandra Setiadi selaku Executive Editor Journal of Engineering and Technological Sciences menyampaikan paparan mengenai pentingnya ITB memiliki jurnal yang terindeks oleh ISI Thomson. Salah satu syarat dari ISI Thomson adalah penerbitan yang reguler dan minimal 6(enam) nomor per tahun. Oleh karena itu dengan banyaknya artikel yang disubmit memungkinkan bagi J.Eng.Technol.Sci. untuk memperbanyak jumlah nomor terbit dan menjadi pelopor sebagai jurnal pertama di ITB yang diindeks oleh ISI Thomson. Dr.Ir. Dwi Hendratmo Widyantoro, Executive Editor Journal of ICT Research and Applications, menyampaikan kendala-kendala dalam mempercepat penerbitan Journal of ICT. Di antara kendala tersebut adalah banyaknya paper yang belum layak disubmit seperti paper untuk konferensi yang hanya berjumlah 4 halaman atau bahkan ada thesis utuh yang disubmit sehingga terpaksa direject sebelum disampaikan kepada reviewer.

 

Poin-poin penting yang dihasilkan dari Rapat Kerja Penelaah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Usulan adanya pertemuan Referee sebidang untuk benchmarking, terutama bila dikaitkan dengan status dan kebutuhan jurnal, sehingga dapat ditetapkan apa-apa saja yang menjadi standar dalam mereview.
  2. Usulan adanya pertemuan referee dengan editor untuk mempercepat proses review.
  3. Penyampaian review yang bersifat membina paper, sehingga dalam komentar penolakan artikel yang tidak layak tidak hanya sekedar dikatakan jelek dan ditolak akan tetapi disampaikan paper yang bagus dan layak untuk diterbitkan seperti apa.
  4. Usulan adanya seri proceeding yang dikelola oleh ITB Journal sebagaimana Proceedia yang dikelola oleh Elsevier sehingga memungkinkan bagi paper-paper dari konferensi internasional yang diselenggarakan ITB terindeks di Scopus.